Bab 1
SISTEM EKSKRESI
PADA MANUSIA
Page 9
2Mari BIAS 3
Page 10
3Sistem Ekskresi pada Manusia
Proses pengeluaran zat pada manusia
dibedakan menjadi
defekasi, sekresi, dan ekskresi. Defekasi
adalah proses pengeluaran
sisa-sisa pencernaan berupa tinja (feses)
yang dikeluarkan melalui
anus. Sekresi adalah proses
pengeluaran getah oleh kelenjar yang
berguna bagi tubuh. Getah tersebut
umumnya mengandung enzim
atau hormon. Ekskresi adalah proses
pengeluaran sisa metabolisme
yang sudah tidak berguna lagi bagi
tubuh. Sisa metabolisme yang
dikeluarkan melalui ekskresi disebut
ekskret. Ekskret dapat berupa
air beserta zat yang terlarut di dalamnya,
garam-garam mineral, dan
pigmen empedu. Ekskret dihasilkan oleh
berbagai organ ekskresi
yang terdapat di dalam tubuh dan
dikeluarkan bersama urine dan
keringat.
A. ALAT-ALAT EKSKRESI PADA
MANUSIA
Tahukah kamu alat-alat ekskresi pada
manusia? Pada sistem
ekskresi manusia, sisa-sisa metabolisme
diserap dari darah,
kemudian diproses, dan akhirnya
dikeluarkan melalui alat-alat
ekskresi. Alat-alat ekskresi manusia yang
akan kamu pelajari berikut
terdiri atas ginjal dan kulit.
1. Ginjal (Ren)
Ginjal merupakan alat ekskresi yang
utama. Ginjal berbentuk
menyerupai biji kacang buncis, berwarna
merah cokelat. Di dalam
tubuh manusia terdapat sepasang ginjal
yang terletak di dekat
tulang-tulang pinggang. Perhatikan
Gambar 1.1.
Tujuan pembelajaranmu
adalah dapat:
mendeskripsikan
bentuk/bagian organ-
organ penyusun sis-
tem ekskresi pada
manusia;
mendeskripsikan
fungsi sistem eks-
kresi.
Tujuan Pembelajaran
vena cava
inferior
piala ginjal
ruang ginjal
kandung kemih
aorta
arteri ginjal
vena ginjal
ureter
otot
arteri
vena
uretraSumber: Biologi, 1994
Gambar 1.1 Ginjal dengan pembuluh-
pembuluh darah dan urine
Page 11
4Mari BIAS 3
Ginjal kiri biasanya berukuran lebih besar
daripada ginjal
kanan. Ginjal kanan lebih rendah
letaknya daripada ginjal kiri karena
terdesak oleh hepar (hati). Dari masing-
masing ginjal dikeluarkan
zat sisa penyaringan darah berupa urine
(air seni) yang dialirkan
melalui ureter menuju ke kandung kemih
(vesika urinaria),
kemudian melalui uretra dikeluarkan dari
tubuh. Secara anatomis
ginjal tersusun atas lapisan luar yang
disebut kulit ginjal (korteks)
dan lapisan sebelah dalam yang disebut
sumsum ginjal (medula).
Lapisan paling dalam berupa rongga
ginjal yang disebut pelvis
renalis. Bagian korteks mengandung
jutaan alat penyaring yang
disebut nefron. Perhatikan Gambar 1.2.
Satu nefron terdiri atas badan malpighi
dan tubula. Badan
malphigi tersusun atas kapsula Bowman
dan glomerulus yang
berupa gulungan pembuluh darah.
Fungsi ginjal adalah menyaring darah.
Dari proses penya-
ringan ini dkeluarkan zat sisa berupa
urine. Proses di dalam ginjal
meliputi penyaringan (filtrasi),
penyerapan kembali zat-zat yang
berguna (reabsorpsi), dan pengeluaran
zat yang pada saat itu tidak
diperlukan serta tidak dapat disimpan
dalam tubuh (augmentasi).
Proses penyaringan berlangsung pada
badan malpighi.
Dalam hal ini glomerulus berperan
sebagai alat penyaring. Darah
yang mengalir menuju glomerulus
mengalami penyaringan yang
selanjutnya masuk ke kapsula Bowman.
Sisa penyaringan berupa
urine yang masih mengandung banyak
zat yang diperlukan oleh
tubuh, seperti glukosa, garam-garam,
dan asam amino. Zat-zat
yang masih diperlukan tubuh akan
mengalami proses reabsorbsi
atau penyerapan kembali di dalam
kapsul Bowman.
Urine yang telah terbentuk di ginjal
selanjutnya diteruskan
menuju kandung kemih melalui ureter.
Untuk sementara, urine
ditampung dalam kandung urine sampai
jumlah tertentu (sekitar 300
cc). Dari kandung urine diteruskan
keluar tubuh melalui uretra dan
pengeluarannya diatur oleh otot sfinkter
serta kegiatan susunan sa-
raf, kecuali pada anak kecil atau pada
orang yang telah lanjut usia.
Jumlah urine yang dikeluarkan tidak
hanya dipengaruhi ba-
nyaknya cairan yang diminum dan
pengaruh hormon antidiuretika,
tetapi juga ditentukan jumlah garam
yang harus dikeluarkan dari
darah agar tekanan osmosis darah
tetap. Tahukah kamu, faktor lain
yang memengaruhi jumlah pengeluaran
urine?
piramida
korteks
medula pelvis (ruang)
ureter
Sumber: Biologi, 1991
Gambar 1.2 Penampang ginjal
Page 12
5Sistem Ekskresi pada Manusia
2. Kulit (Integumen)
Tahukah kamu, mengapa kulit termasuk
salah satu alat
pengeluaran? Apa yang terjadi pada
kulit kita saat berolahraga?
Berkeringat, bukan?
Kulit berfungsi untuk melindungi jaringan
di bawahnya dari
kerusakan-kerusakan fisik karena
gesekan, penyinaran, kuman-
kuman, dan zat kimia. Selain itu, kulit
juga berfungsi untuk mengu-
rangi kehilangan air, mengatur suhu
tubuh, menerima rangsangan
dari luar, dan sebagai alat ekskresi.
Secara anatomi, kulit terdiri atas lapisan
luar (epidermis),
lapisan dalam (dermis), dan lapisan
bawah dermis (hipodermis).
Perhatikan Gambar 1.3. Epidermis
tersusun atas lapisan-lapisan
yang berupa sel-sel kulit dan lapisan
malpigi. Pada bagian epidermis
tidak terdapat pembuluh darah dan urat
saraf. Pada bagian dermis,
terdapat otot penggerak rambut,
pembuluh darah dan limfa, indra,
kelenjar minyak, dan kelenjar keringat. Di
bawah dermis terdapat
lapisan lemak yang bertugas
menghalangi pengaruh perubahan suhu
di luar tubuh.
Kelenjar minyak menghasilkan minyak
untuk mencegah
kekeringan dan mengerutnya kulit
rambut. Kelenjar keringat
terdapat pada kulit, bentuknya seperti
pembuluh panjang dari
lapisan malpighi masuk ke bagian
dermis. Pangkal kelenjar ini
menggulung dan berhubungan dengan
kapiler darah dan serabut
saraf simpatik. Dari kapiler darah,
kelenjar keringat akan menyerap
air dengan larutan NaCl dan sedikit urea.
Air beserta larutannya akan
dikeluarkan menuju ke pori-pori kulit,
yaitu tempat air diuapkan dan
merupakan penyerapan panas tubuh.
Pengeluaran keringat yang
berlebihan menyebabkan kita cepat
merasa haus dan sering lapar.
epidermis
dermis
hipodermis
otot penggerak rambut
stratum korneum
rambut
stratum spinosum
saluran kelenjar minyak
kelenjar minyak
stratum germinativum
folikel rambut
akar rambut
kelenjar keringat
sel-sel lemak
papila rambut
Gambar 1.3 Penampang kulit manusia
Sumber: Biologi, 1991
Page 13
6Mari BIAS 3
Tubuh yang ditimpa terik matahari akan
banyak mengeluar-
kan keringat yang mengandung larutan
garam. Kehilangan banyak
garam-garam dari larutan darah dapat
menimbulkan kekejangan dan
pingsan.
Aktivitas kelenjar keringat berada di
bawah pengaruh pusat
pengatur suhu badan dan sistem saraf
pusat. Pengeluaran keringat
yang rutin tidak dipengaruhi oleh saraf.
Akibat pengaruh rangsang-
an saraf maka keringat yang dihasilkan
lebih banyak. Hal itu ber-
hubungan dengan warna kulit yang
semakin merah akibat pengem-
bangan pembuluh darah di lapisan
dermis. Apabila pengaliran darah
lebih banyak, kemungkinan penyaringan
oleh kelenjar keringat lebih
banyak pula. Pengembangan pembuluh
darah juga merupakan hasil
pengaruh saraf simpatik pusat pengatur
suhu di hipotalamus otak
dengan enzim brandikinin. Sebaliknya,
saraf simpatik tersebut juga
dirangsang akibat emosi, misalnya
karena ketakutan, sehingga
pembuluh darah menyempit dan kulit
menjadi pucat. Untuk lebih
memahami perbandingan pengeluaran
keringat pada berbagai bagian
kulit, lakukan kegiatan berikut.
Tujuan:Membandingkan pengeluaran
keringat pada berbagai
bagian kulit tubuh.
Alat dan Bahan
1. Kertas amilum
2. Yodium tingtur
3. Akuades
4. Kalium iodida
5. Selotip
6. Arloji
Cara Kerja
1. Ambillah sepotong kertas amilum
dengan ukuran (1 2) cm.
Teteskan yodium tingtur pada kedua
ujung kertas. Tetesilah
salah satu tetesan yodium tingtur dengan
akuades. Banding-
kan warna tetesan tersebut. Teteskan
pula larutan kalium
iodida (KI
3
) yang mengandung iodin pada tetesan
yodium
tingtur dan pada tetesan yodium tingtur
yang telah ditetesi
akuades.
2. Ambillah empat potong selotip,
masing-masing sepanjang
3 cm dan lekatkan pada tiap-tiap selotip
tersebut kertas
amilum ukuran (1 1) cm. Oleskan yodium
tingtur pada
kulit telapak tangan, punggung tangan,
dahi, dan ketiak.
Setelah yodium tingtur kering, lekatkan
selotip yang berisi
amilum di atasnya. Lakukan lari-lari di
tempat selama satu
menit. Ambillah keempat potong selotip
dari tempat dilekat-
kannya. Bandingkan keempat warna
kertas amilum yang
melekat pada kertas selotip tersebut.
Pertanyaan
1. Apakah kesimpulan yang kamu
peroleh dari cara kerja
nomor 1?
Page 14
7Sistem Ekskresi pada Manusia
2. Apakah yang terkandung pada
keringat sehingga warna
kertas amilum berubah?
3. Bagaimana urutan banyaknya
keringat yang dikeluarkan kulit
pada percobaan tersebut di atas?
Mengapa urutannya demi-
kian? Jelaskan.
1. Apakah perbedaan antara defekasi,
se-
kresi, dan ekskresi?
2. Jelaskan susunan anatomi dari
masing-masing alat ekskresi manusia.
3. Jelaskan fungsi dari masing-masing
alat ekskresi manusia.
B. KELAINAN DAN PENYAKIT PADA
SISTEM EKSKRESI
Alat-alat ekskresi dapat mengalami
gangguan karena adanya
kelainan dan penyakit. Kelainan dan
penyakit tersebut di antaranya
terjadi pada ginjal dan kulit. Tahukah
kamu apa saja kelainan dari
penyakit menyerang sistem ekskresi
pada manusia?
1. Kelainan dan Penyakit pada Ginjal
Ginjal manusia dapat mengalami
gangguan karena berbagai
sebab. Beberapa jenis kelainan dan
penyakit pada ginjal sebagai
berikut.
a. Batu ginjal
Batu ginjal dapat terbentuk karena
pengendapan garam
kalsium di dalam rongga ginjal, saluran
ginjal, atau kandung kemih.
Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak
bisa larut dan mengandung
kalsium oksalat, asam urat, dan kristal
kalsium fosfat. Penyebabnya
adalah karena terlalu banyak
mengonsumsi garam mineral dan ter-
lalu sedikit mengonsumsi air. Batu ginjal
tersebut lebih lanjut dapat
menimbulkan hidronefrosis. Hidronefrosis
adalah membesarnya
salah satu ginjal karena urine tidak dapat
mengalir keluar. Hal itu
akibat penyempitan aliran ginjal atau
tersumbat oleh batu ginjal.
b. Nefritis
Nefritis adalah kerusakan bagian
glomerulus ginjal akibat
alergi racun kuman. Nefritis (perhatikan
Gambar 1.5) biasanya
disebabkan adanya bakteri
Streptococcus.
Tujuan pembelajaranmu
adalah dapat:
mendata kelainan dan
penyakit pada sistem
ekskresi yang biasa
dijumpai dalam kehi-
dupan sehari-hari dan
upaya mengatasinya;
menyadari pentingnya
organ sistem ekskresi.
Tujuan Pembelajaran
Sumber: http://
google.com
Gambar 1.4 Batu ginjal
Page 15
8Mari BIAS 3
Tujuan:menguji adanya glukosa atau
protein di dalam urine
seseorang.
Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi
2. Penjepit tabung reak-
si
3. Lampu spiritus
4. Larutan Benedict
atau Fehling A dan B
5. Larutan NaOH 10%
6. Larutan CuSO
4
1%
7. Urine
Cara Kerja
A. Uji glukosa
1. Isilah tabung reaksi dengan 2 ml urine.
2. Tambahkan lima tetes larutan
Benedict atau larutan
Fehling A dan B.
3. Panaskan dengan lampu spiritus,
catatlah apa yang
terjadi.
B. Uji protein
1. Masukkan 2 ml urine ke dalam tabung
reaksi.
2. Tambahkan kira-kira lima tetes larutan
NaOH 10% dan
lima tetes larutan CuSO
4
1%, biarkan sampai 5 menit.
3. Amati dan catatlah hasilnya pada
buku kerjamu.
Pertanyaan
1. Apa fungsi larutan benedict atau
Fehling A dan B dalam
kegiatan di atas?
2. Apa warna akhir dari uji glukosa pada
urine? Jelaskan.
3. Apa warna akhir dari uji protein pada
urine? Jelaskan.
d. Albuminuria
Albuminuria adalah penyakit yang
ditunjukkan oleh adanya
molekul albumin dan protein lain dalam
urine. Penyebabnya karena
adanya kerusakan pada alat filtrasi.
Sumber: http://google.com
Gambar 1.5 Nefritis
c. Glukosuria
Glukosuria adalah penyakit yang
ditandai adanya glukosa
dalam urine. Penyakit tersebut sering
juga disebut penyakit gula
atau kencing manis (diabetes mellitus).
Kadar glukosa dalam darah
meningkat karena kekurangan hormon
insulin. Nefron tidak mampu
menyerap kembali kelebihan glukosa,
sehingga kelebihan glukosa
dibuang bersama urine.
Untuk membuktikan adanya glukosa
atau protein di dalam
urine seseorang, lakukan kegiatan
berikut secara berkelompok.
Sebelumnya bentuklah kelompok yang
terdiri atas 4 siswa; 2 laki-
laki dan 2 perempuan.
Page 16
9Sistem Ekskresi pada Manusia
e. Hematuria
Hematuria adalah penyakit yang
ditandai adanya sel darah
merah dalam urine. Penyakit tersebut
disebabkan adanya peradang-
an pada organ urinaria atau karena
iritasi akibat gesekan batu ginjal.
2. Kelainan dan Penyakit pada Kulit
Kulit manusia dapat mengalami
gangguan karena berbagai
sebab. Beberapa kelainan dan penyakit
pada kulit, sebagai berikut.
a. Skabies
Skabies disebut pula “seven-year itch”.
Penyakit tersebut
disebabkan oleh parasit insekta yang
sangat kecil (Sarvoptes
scabies) dan dapat menular pada orang
lain.
b. Eksim
Eksim merupakan penyakit kulit yang
akut atau kronis.
Penyakit tersebut menyebabkan kulit
menjadi kering, kemerah-me-
rahan, gatal-gatal, dan bersisik.
c. Jerawat
Jerawat merupakan gangguan umum
yang bersifat kronis
pada kelenjar minyak. Penyakit tersebut
umumnya dialami anak-
anak masa remaja. Jerawat biasanya
menyerang bagian wajah, dada
atas, dan punggung. Bekas jerawat
dapat menimbulkan bopeng.
Pemijitan jerawat secara tidak benar
perlu kamu hindari,
sebab hal tersebut dapat menyebabkan
infeksi. Cara pencegahan
timbulnya jerawat yang paling mudah
yaitu makan makanan yang
seimbang, cukup tidur dan olah raga,
serta rajin menjaga kebersihan
kulit.
d. Biang keringat
Biang keringat dapat mengenai siapa
saja; baik anak-anak,
remaja, atau orang tua. Biang keringat
terjadi karena kelenjar
keringat tersumbat oleh sel-sel kulit mati
yang tidak dapat terbuang
secara sempurna. Keringat yang
terperangkap tersebut menyebab-
kan timbulnya bintik-bintik kemerahan
yang disertai gatal. Daki,
debu, dan kosmetik juga dapat
menyebabkan biang keringat.
Orang yang tinggal di daerah tropis yang
kelembapannya
tidak terlalu tinggi, akan lebih mudah
terkena biang keringat.
Biasanya, anggota badan yang terkena
biang keringat yaitu daki,
leher, punggung, dan dada.
Agar kamu tidak terkena biang keringat,
aturlah ventilasi
ruangan dengan baik. Selain itu, jangan
berpakaian yang terlalu tebal
dan ketat. Namun, jika kamu sudah
terlanjur terserang biang
keringat, taburkan bedak di sekitar biang
keringat. Apabila bintik-
bintik biang keringat sudah
mengeluarkan nanah, sebaiknya segera
periksakan ke dokter.
Sumber: http://google.com
Gambar 1.6 Skebies
Page 17
10Mari BIAS 3
1. Setiap makhluk hidup menghasilkan
sisa-sisa metabolisme yang
harus dibuang. Ekskresi berarti
pengeluaran sisa-sisa metabolisme